KAMPUS TERCINTA MA'HAD AN-NU'AIMY JAKARTA

on Jumat, 03 Desember 2010

Sejarah Mahad Aly An-Nuaimy

Mahad Aly An-Nuaimy adalah lembaga pendidikan Islam swasta yang didirikan oleh Yayasan An-Nuaimy Jakarta pada tahun 2005.
Pada awalnya, Jam'iyyah Ar-Rahmah Jakarta mulai merintis pendirian gedung atas sebidang tanah wakaf dari keluarga Ny. Hj. Faizah Harharah dari Jakarta, seluas 1.590 m2 di daerah Kebayoran Lama, tidak jauh dari kawasan elit Permata Hijau, tepatnya Jl Seha II No. 1 Grogol Selatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Gedung baru dengan 3 lantai, seluas 1418 m2 dibangun oleh seorang donatur berkebangsaan Qatar, Syekh Natsir bin Jabr Al-Muhanna An-Nuaimy. Setelah pembangunan Gedung selesai, operasional gedung dan penyelenggaraan program diserahkan pada Yayasan Islah Bina Umat Jakarta, yang berdomisili di Cipinang Jakarta Timur.
Yayasan Islah Bina Umat, Jam'iyyah Ar-Rahmah beserta beberapa tokoh ulama' di Jakarta, diantaranya: DR. Salim Segaf Al-Jufri, DR. Ahzami Sami'un, DR. Muslih Abdul Karim dan Ust. Abdul Hasib Hasan Lc, DR. M. Idris Abdusshomad selaku dewan pendiri bersepakat untuk menggunakan gedung baru sebagian Mahad (Islamic College) berbasis Ilmu Syariah dengan bahasa Arab sebagai pengantar perkuliahan. Maka, dibentuklah lembaga Hukum sebagai penyelenggara Mahad, yaitu Yayasan An-Nuaimy Jakarta dengan akta notaris Musa Muamarta, SH. No. 27 Tanggal 28 Maret 2005, SK Menteri Kehakiman Nomor: C-326.HT.01.02.TH.2006. Penamaan Yayasan An-Nuaimy sebagai wujud apresiasi terhadap donatur yang telah membangun sarana gedung Mahad, Syekh Natsir bin Jabar Al-Muhanna An-Nuaimy.
Dewan Pendiri kemudian mengangkat DR. M. Idris Abdusshomad, MA. sebagai Ketua Yayasan An-Nuaimy, dan menunjuk Ust. Bakrun Syafi'i, MA. sebagai Direktur Pengelola Mahad yang Pertama. Mahad Aly An-Nuaimy diresmikan oleh Ketua MPR RI DR. Hidayat Nurwahid, MA. pada tanggal 13 September 2005, tepatnya tiga minggu setelah perkuliahan perdana dimulai.
Perekrutan mahasiswa angkatan I dilakukan melalui kerja sama dengan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) yang telah memiliki beberapa cabang di beberapa wilayah di Indonesia. Lembaga ini menyeleksi kader kemudian mengutusnya untuk menimba ilmu di Mahad Aly An-Nuaimy dengan perjanjian harus kembali ke daerah asalnya sebagai juru dakwah. Disamping itu, Mahad juga menerima pendaftaran langsung di sekretariat, khusus mahasiswa yang datang dari Pulau Jawa dan sekitarnya.
Pada tahun pertama, diterima mahasiswa sebanyak 75 orang yang berasal dari 15 provinsi, di antaranya: Bali, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Aceh, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa dan Banten. Hal itu, dikarenakan kapasitas asrama yang tidak mencukupi. Mahasiswa diasramakan dan tidak dipungut biaya kuliah apapun selama belajar 2 tahun (4 semester).
Pada awal tahun 2009, Direktur Mahad Aly An-Nuiamy mengalami peralihan dari KH. Bakrun Syafi�i, M.A. kepada Dr. M. Taufik Qulazhar, MA. M.Ed. Pada waktu yang bersamaan Yayasan Islah Bina Umat beserta Dewan Pendiri Yayasan An-Nuaimy, merekomendasikan untuk mengembangkan Mahad dengan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) dengan Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Islam (PMHI). Karena program inilah yang dianggap sangat cocok dengan misi utama mahad, yaitu mencetak para dai dan ulama yang memahami Islam secara benar dan universal, serta memiliki keluesan berpikir dan moderat dalam menyikapi perbedaan yang muncul di masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar