PUASA AS-SYURA'

on Senin, 06 Desember 2010
Puasa selain merupakan ibadah yang mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengandung sekian banyak manfaat yang lain. Dengan berpuasa seseorang dapat mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Dan puasa juga menjadi perisai dari api neraka. Puasa juga dapat menghapus dosa-dosa dan memberi syafaat di hari kiamat. Dan puasa juga dapat membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan, serta manfaat lainnya yang sudah dimaklumi terkandung pada ibadah yang mulia ini.

Pada bulan Muharram ada satu hari yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyura. Orang-orang jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Hal tersebut karena pada hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala selamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bersyukur atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, Nabi Musa ‘alaihissalam akhirnya berpuasa pada hari ini. Tatkala sampai berita ini kepada Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wassalam, melalui orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah beliau bersabda,
فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ
“Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi)”.
Yang demikian karena pada saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sampai di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah berpuasa pada hari ini, maka beliau sampaikan sabdanya sebagaimana di atas. Semenjak itu beliau Saw memerintahkan ummatnya untuk berpuasa, sehingga jadilah puasa ‘Asyura diantara ibadah yang disukai di dalam Islam. Dan ketika itu puasa Ramadhan belum diwajibkan.
Adalah Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,
قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Tatkala Nabi Saw datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR Al Bukhari)
Dan dari Aisyah radiyallahu ‘anha, ia mengisahkan,
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. HR Al Bukhari No 1897 
Keutamaan puasa ‘Asyura di dalam Islam.
 Di masa hidupnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam berpuasa di hari ‘Asyura. Kebiasaan ini bahkan sudah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dan terus berlangsung sampai akhir hayatnyaShallallahu ‘alaihi wassalam . Al Imam Al Bukhari (No 1902) dan Al Imam Muslim (No 1132) meriwayatkan di dalam shahih mereka dari Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ
“Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”.
Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini. Oleh karena itu ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam ditanya pada satu kesempatan tentang puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab bulan Allah Muharram. Dan Al Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ 
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.
Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Al Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah Ra,
وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ
“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”. 
Hukum Puasa ‘Asyura 
Sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib akan tetapi hadits ‘Aisyah di atas menegaskan bahwa kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang mustahab (sunnah). Dan Al Imam Ibnu Abdilbarr menukil ijma’ ulama bahwa hukumnya adalah mustahab. 
Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura 
Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. Di antara mereka adalah Said bin Musayyib, Al Hasan Al Bashri, Malik, Ahmad, Ishaq dan yang lainnya. Dan dikalangan ulama kontemporer seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah. Pada hari inilah Rasullah Saw semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ
“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)” 
Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram..
Dan Al Imam Asy-Syaukani dan Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Yang pertama puasa di hari ke 10 saja, tingkatan kedua puasa di hari ke 9 dan ke 10 dan tingkatan ketiga puasa di hari 9,10 dan 11. Wallahua’lam.
(Dikutip dari tulisan al Ustadz Ja’far Shalih. Judul asli SUNNAH PUASA ‘ASYURA. URL Sumber http://www.ahlussunnah-jakarta.org/detail.php?no=176)
Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=1136

Jadwal Puasa 2011

JADWAL PUASA SUNNAH TH. 2011 M

JANUARI PEBRUARI MARET APRIL

1. 03 Senin (28 Muharom 1432 H )
2. 06 Kamis (1 sofar 1432 H
3. 10 Senin
4. 13 Kamis
5. 17 Senin
6. 18 Yaumul Bidh (Shofar)
7. 19 Yaumul Bidh (Shofar)
8. 20 Yaumul Bidh (Shofar)
9. 24 Senin
10. 27 Kamis
11. 31 Senin
1. 03 Kamis
2. 07 Senin ( 3 R. Awal )
3. 10 Kamis
4. 14 Senin
5. 17 Yaumul Bidh ( R.Awal )
6. 18 Yaumul Bidh ( R.Awal )
7. 19 Yaumul Bidh ( R.Awal)
8. 21 Senin
9. 24 Kamis
10. 28 Senin
1. 03 Kamis
2. 07 Senin ( 2 R.Akhir )
3. 10 Kamis
4. 14 Senin
5. 17 Kamis
6. 18 Yaumul Bidh (R.Akhir)
7. 19 Yaumul Bidh (R.Akhir)
8. 20 Yaumul Bidh (R.Akhir)
9. 21 Senin
10. 24 Kamis
11. 28 Senin
12. 31 Kamis
1. 04 Senin
2. 07 Kamis (3 Jum. Awal)
3. 11 Senin
4. 14 Kamis
5. 17 Yaumul Bidh (J.Awal )
6. 18 Yaumul Bidh (J.Awal )
7. 19 Yaumul Bidh (J.Awal )
8. 21 Kamis
9. 25 Senin
10. 28 Kamis
MEI JUNI JULI AGUSTUS

1. 02 Senin
2. 05 Kamis ( 01 J. Akhir )
3. 09 Senin
4. 12 Kamis
5. 16 Senin
6. 17 Yaumul Bidh (J.Akhir)
7. 18 Yaumul Bidh (J.Akhir)
8. 19 Yaumul Bidh (J.Akhir)
9. 23 Senin
10. 26 Kamis
11. 30 Senin

1. 02 Kamis
2. 03-12 Puasa Rajab 10 hari
3. 13 Senin
4. 15 Yaumul Bidh (Rajab)
5. 16 Yaumul Bidh (Rajab)
6. 17 Yaumul Bidh (Rajab)
7. 20 Senin
8. 23 Kamis
9. 27 Senin
10. 30 Kamis
( 19 hari puasa )
1. 04 Senin ( 2 Sya’ban)
2. 07 Kamis
3. 11 Senin
4. 14 Kamis
5. 15 Yaumul Bidh (Sya’ban )
6. 16 Yaumul Bidh (Sya’ban )
7. 17 Yaumul Bidh (Sya’ban )
8. 18 Senin
9. 21 Kamis
10. 25 Senin
11. 28 Kamis
1. 01 Awal Ramadhon
( Puasa wajib 30 hari )
2. 31 Idul Fitri 1432 ( Haram Puasa )


Puasa selama tahun 2011 M
Puasa Sunnah 132 Hari
Puasa Ramadhan 30 Hari
Jumlah 162 Hari
SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

1. 01- 06 Puasa Syawal
2. 08 Kamis
3. 12 Yaumul Bidh (Syawal)
4. 13 Yaumul Bidh (Syawal)
5. 14 Yaumul Bidh (Syawal)
6. 15 Kamis
7. 19 Senin
8. 22 Kamis
9. 26 Senin
10. 29 Kamis (1 Dz.Qo’dah)
( 15 hari puasa )


1. 03 Senin( 3 Dz. Qo’dah )
2. 06 Kamis
3. 10 Senin
4. 11 Yaumul Bidh (D.Qo’dah)
5. 12 Yaumul Bidh (D.Qo’dah)
6. 13 Yaumul Bidh (D.Qo’dah)
7. 17 Senin
8. 20 Kamis
9. 24 Senin
10. 27 Kamis
11. 31 Senin
1. 03 Kamis ( 7 Dz. Hijjah )
2. 04 Tarwiyah
3. 05 Arofah
4. 06 Idul Adha 1432 H
( Haram Puasa )
5. 10 Kamis
6. 14 Senin
7. 17 Kamis
8. 21 Senin
9. 24 Kamis
10. 28 Senin
(Tidak ada Y.Bidh )
1. 01 Kamis (5 Muhrm 1433 H )
2. 05 Tasu’a
3. 06 Asyura’
4. 08 Kamis
5. 09 Yaumul Bidh (Muharom)
6. 10 Yaumul Bidh (Muharom)
7. 11 Yaumul Bidh (Muharom)
8. 12 Senin
9. 15 Kamis
10. 19 Senin
11. 22 Kamis
12. 26 Senin
13. 29 Kamis ( 4 Shofar )
Keterangan
1. 16 Pebruari 2011 M Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW TH 1432 H.
2. 28 Mei 2011 M Menentukan arah Qiblat 1 ( jam 16.18 wib ) bayangan tegak lurus waktu itu, lurus dengan ka’bah
3. 16 Juni 2011 M Gerhana Bulan total mulai jam 01.22 WIB, Gelap seluruhnya, jam 02.22 WIB , puncaknya
jam 03.12 WIB mulai terang jam 04.03 WIB, terang seluruhnya jam 05.02 WIB
( SHALAT GERHANA)
4. 29 Juni 2011 M Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW TH 1432 H.
5. 16 Juli 2011 M Menentukan arah Qiblat 2 ( jam 16.27 wib ) bayangan tegak lurus waktu itu, lurus dengan ka’bah
6. 16 Juli 2011 M Pembacaan Doa Nishfu Sya’ban 1432 H (Ba’da Shalat Maghrib )
7. 01 Agustus 2011 M Awal Ramadhan 1432 H ( Puasa Wajib )
8. 17 Agustus 2011 M Peringatan Nuzul Qur’an 1432 H
9. 31 Agustus 2011 M Hari Raya Idul Fitri 1432 H
10. 06 Nopember 2011 M Hari Raya Idul Adha 1432 H
11. 26 Nopember 2011 M
a. Jam 17.30 Menjelang Masuk Maghrib baca doa Akhir Tahun 1432 H
b. Setelah Shalat Sunnah Ba’diyah Maghrib baca doa Awal Tahun 1433 H
12. 27 Nopember 2011 M Tahun Baru Islam ( 1 Muharram 1433 H )
13. 06 Desember 2011 M 10 Muharram 1433 H ( INGAT SANTUNAN YATIM )
14. 10 Desember 2011 M Gerhana Bulan total mulai jam 19.45 WIB, Gelap seluruhnya, jam 21.06 WIB , puncaknya
jam 21.32 WIB malai terang jam 21.58 WIB, terang seluruhnya jam 23.18 WIB
( SHALAT GERHANA)
15. JADWAL PUASA SUNNAH DISUSUN/DISALIN DARI KALENDER MENARA KUDUS 2011 M
”SEMOGA ALLAH SWT MEMBERIKAN KEKUATAN DZAHIR BATHIN AMIN”
Pekalongan, 21 Syawal 1431 H
30 September 2010 M
( Kamis legi )

Bencana adalah teguran Allah

on Sabtu, 04 Desember 2010
Ketika Rasulullah saw masih hidup, di Kota Madinah tiba-tiba terjadi gempa bumi. Rasulullah saw lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Sejenak, Nabi saw menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (dengan cara buatlah Allah ridha kepada kalian)!"

Adakah hubungan antara bencana dengan kezaliman? Saat ini berita yang menguat memang hanya soal gejala alam. Orang mungkin akan menertawakan bila ada anggapan, ada kaitan antara bencana dan kemaksiatan. Sayangnya lagi, bila didekatkan dengan segi ruhaniat justru malah dibawa melenceng ke arah mistik.

Padahal, apa yang diucapkan Nabi Adam as ketika harus meninggalkan surga? ”Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."

Demikian pula nabi Nuh as, ”Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'.

”La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim," inilah yang yang diucapkan Yunus as, ketika bencana menimpanya.

Ketika Rasulullah saw masih hidup, di Kota Madinah tiba-tiba terjadi gempa bumi. Rasulullah saw lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Sejenak, Nabi saw menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (dengan cara buatlah Allah ridha kepada kalian)!"

Di masa Khalifah Umar bin Kaththab pun terjadi hal yang sama, Umar bin Khattab ra mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"

Dengan ketajaman mata hatinya, Umar bin Khattab bisa merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah saw dan Abu Bakar as-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar segera mengingatkan kaumnya agar istighfar, bertaubat, dan menjauhi maksiat. Al-Faruq bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Bumi dan seisinya adalah mahluk Allah.Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, "Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia."

Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, 'Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian'.''

Berselang pada masa sahabat, yakni pada era Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga, ketika bencana terjadi, Umar bin Abdul Aziz segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, “Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."

"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS al-A'laa [87]:14-15).

Pimpinan Ponpes Ansharullah, Ciamis, Jabar Fauzan al-Anshari berpendapat, bencana yang datang karena dosa-dosa pemimpin yang berbuat zalim, mereka menangkapi ulama-ulama dan aktivis, dan menangkap Ust Abu Bakar Ba’asyir yang menasihati bangsa ini untuk kembali kepada syariat, tapi malah ditangkap. Dan itu kezaliman paling besar.

“Karena yang ditangkap itu bukan pribadi Abu Bakar Ba’asyir, tapi apa yang dia perjuangkan. Sementara orang yang berzina seperti Ariel, Luna Maya, Cut Tari, tidak dihukum dengan setimpal, apalagi koruptor,” katanya

Ketika aktivis Islam ditangkapi, diburu, bahkan ditembak mati tanpa proses hukum (extra judicial killing). Umat Islam pun merasa diteror, diintimidasi, dan ditindas, sehingga takut menampakkan diri. Akibatnya, aktivis dan aktivitas keislaman pun tiarap di pelosok negeri. Akibat lebih lanjut, kezaliman dan keangkaramurkaan pun leluasa melakukan penistaan.

Ketika tidak ada lagi yang melakukan protes, tidak ada lagi yang menyuarakan amar ma’ruf nahi munkar, maka bumi pun meradang, mengelurkan kekuatannya, melontarkan senjata yang ada di dalam perutnya. Karena pada hakikatnya, bumi yang kita pijak adalah tentara Allah. (Eman Mulyatman/Daniel Handoko)

KHUTBAH IDUL ADHA 1431 H/ 2010 M

MUSIBAH AKIBAT ULAH MANUSIA
بسم الله الرحمن الرحيم
Khutbah Pertama
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ أكْبَرُ 9 x لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَاللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَلِلّهِ اْلحَمْدُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
قَالَ تَعَالَى :         ••       (الروم 41:)
Hadirin jama’ah shalat Id yang dimuliakan Allah.
Idul adha tidak pernah terlepas dari sejarah sang kholilullah Ibrohim Alaihi Salam. Tidak pernah terbayang seandainya kita berdiri pada posisi Ibrahim, yang sejak awal pernikahannya dengan seseorang yang dia dambakan akan kelahiran buah hati dari rahimnya, namun sampai usianya yang senja, tidak juga dambaan belahan jiwa itu lahir. Namun ketika hatinya sudah tertambat padanya, tiba-tiba Sang pemberi buah dambaan hati memerintahkan untuk menyembelihnya. Ujian macam apa ini? Menyembelih buah hati belahan jiwa, mengorbankan anak sendiri? Beribu alasan untuk bisa menghindarkan diri dari perintah Allah sang pemberi ujian. Itulah kita. Itulah pribadi yang mengaku mengikuti dan selalu taat pada perintah Nya.
Manusia, Fitrah manusia memang tidak suka dengan yang buruk, yang tidak menyenangkan, yang diinginkan oleh setiap orang adalah sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan, melegakan dan sebagainya. Tetapi tidak untuk Ibrahim. Dia tidak menurutkan nafsu cinta terhadap anaknya, manakala itu berbenturan dengan keinginan Tuhannya.
Sekali lagi, seolah kita sedang dipaksa untuk bisa menerima apa yang menjadi ketentuanNya. Ya, begitulah adanya. Karenaa nafsu selalu menyeret manusia untuk selalu menentang perintah Tuhannya. Dan jangan berharap kita menjadi sang pemenang jika kita menuruti nafsu dalam menentang Tuhan. إِنَّ الَنَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوْءِ
Paksaan, memang bukan jalan kita. Tapi itu juga bisa menjadi pahlawan. Ia seolah seperti sebuah pertempuran melawan nafsu dan ego iblis. Coba bayangkan jika tanpa paksaan. Berapa banyak di antara kita yang tidak terbiasa bangun malam untuk tahajjud dan qiyamullail? karena menurutkan nafsu tidurnya. berapa lama kita melewatkan hari-hari kita tanpa tilawah dan membaca Qur’an, mungkin sepekan atau sebulan, bahkan tidak sama sekali. Pada awalnya paksaan membuat jiwa payah dan lelah, Jasadnya lemah. Lalu terbiasa dan nikmat, Dan kemudian menghayati keikhlasan.
Begitulah Ibrahim yang awalnya mungkin terasa berat untuk menyembelih anaknya, sehingga mimpi itupun berulang sampai tiga kali. Kita juga masih ingat bahwa nabi pun pernah dipaksa oleh malaikat jibril untuk membaca hingga dia hampir kehilangan napas. ”aku tak bisa membaca.” begitu kata Muhammad, tapi jibril pun terus memaksanya. Muhammad masih mengatakan ”aku tak bisa membaca.” hingga jibril membimbingnya. Hingga yang ketiga kalinya Muhammad mampu membaca. Jibril telah memaksa. Muhammad seolah payah, jasadnya lemah keluar keringat dingin dari dahi dan seluruh tubuhnya. Tapi justru paksaan itu kembali hadir bertubi-tubi. Saat dia hangat dalam dekapan selimut disentak wahyu. Dia dipaksa untuk bangkit dari selimut, bangunlah, lalu berikan peringatan, dan Rabbmu agungkan, pakaianmu sucikan..
Manusia, dia memang diberi dua pilihan, mau menjadi baik atau sebaliknya. Mau beriman atau kafir. Mau taqwa atau durhaka? Kalau kita taat, Ibrohimlah contohnya. Di menjadi penghuni syurga abadi. Kalau kita memilih durhaka, begitu banyak contoh dalam sejarah. Yang jelas Allah sekali-kali tidak akan pernah mendholimi hambanya.
•    ••   ••   
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri."(Yunus 44)
Lihat bagaimana Allah menimpakan akibat yang dahsyat kepada manusia-manusia yang tidak mau taat dan patuh terhadap ketentuan dan syari’atnya.
Betapa contoh dalam sejarah berulang kali terjadi di depan mata kita. Disana ada kaum Nuh yang ditengelamkan kedalam gelombang air bah yang menggunung. Tidakkah Bani Israil sang pembangkang dijadikan monyet-monyet terkutuk. Bumi pun ikut ambil peran membalikkan diri meluluhlantakkan kaum Luth. Allah juga meniupkan angin topan puting beliung yang menyapu segala yang ada dihadapannya memporakporandakan kaum ’Aad. Dengarlah halilintar yang memekakkan telinga kaum Tsamud? Tidakkah ini menjadi i’tibar dan renungan yang patut kit
Kalau jalur durhaka yang kita jadikan pilihan, yakinlah tidak lama lagi kita akan mendapat giliran seperti saudara-saudara kita yang diluluhlantakkan oleh gelombang tsunami yang menggunung tanpa memberi ampun siapapun yang ada dihadapannya. Dua Puluhan ribu manusia yang harus kehilangan apa yang siang dan malam mereka perjuangkan untuk bisa hidup lebih layak dibakar hangus oleh lahar ganas merapi yang membara. Atau seperti Wasior, diseret-seret air guyuran hujan besar yang seharusnya menjadi rahmat lalu berubah menjadi adzab.
Sekarang kita harus segera sadar dan bangun dari tidur kita dan mulailah membangun mimpi indah bersama ketaatan kepada Allah. Baru-baru ini banjir yang meratakan Wasior di Papua bukanlah satu hal yang aneh, bila dilihat dari ketaatan penduduknya. Karena memang Papua adalah wilayah no 2 terbanyak setelah Surabaya, Jawa Timur yang terjangkit firus HIV dan AIDS, dan firus ganas itu penyebab utamanya adalah hubungan luar nikah dan narkoba. Surabaya yang menjadi peringkat pertama PSK dan pelacur terbanyakpun belum juga mendapat solusi untuk keluar dari lumpur Ganas LAPPINDO. Dan ternyata Djogjakarta yang dihanguskan oleh awan membara merapi adalah wilayah peringkat 2 PSK terbanyak. Menurut survei majalah nasional sabili, 70% pelajar SMA dan mahasiswi djogja tidak perawan lagi. Bahkan tingkat pembelian alat tes kehamilan banyak digunakan pelajar SMA. Mentawai pun mayoritas penduduknya adalah non muslim dan daerah ini akan dinobatkan sebagai daerah pariwisata pantai Bali ke dua. Dan masih banyak kedurhakaan yang lain yang tidak dapat dirilis oleh media terhadap wilayah-wilayah bencana.
        ••       
”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Ar-Rum : 41)
Marilah kita merenung sejenak dan menunggu bahkan mungkin bertanya pada diri sendiri, apakah kita harus menunggu giliran seperti apa yang ditimpakan di Wasior, Mentawai dan Djogjakarta?
Dahulu, ketika Fir’aun sang tiran yang congkak dan sombong dalam keadaan genting. Ketika tubuhnya tak berdaya menghadapi tamparan dan hempasan ombak yang menggulung bagai gunung yang melempar-lempar tubuhnya bak mainan. Ketika itu kejujuran dan kesadarannya terkuak. Kesombongannya hancur, kemunafikan dan kekebohongannya hilang. Ia pun mengaku beriman, ”Amantu bi Rabbi Musa wa Haarun.” aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.
Disaat-saat sempit, ketika seorang merasa tidak berdayamenyelamatkan diri dari ancaman bahaya. Di saat manusia dibenturkan pada satu kondisi yang menghimpit. Keadaan yang sangat sulit, diantar sengal nafas kepayahan dan kecemasan. Di saat itulah kedekatan dan kepasrahannya semakin kuat kepada Allah.
Kita tak perlu mengalami hal seperti itu. Haruskah kita mengalami masa-masa sulit yang dilematis? Pernahkah kita sadar bahwa sebenarnya, sepanjang hidup, manusia selalu dalam keadaan yang mencekam. Selalu dalam musibah dan ujian. Bahkan hidup dan matinyapun ujian, sampai akhirnya dia memasuki surga Allah yang menawan.
            
”Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-Mulk : 2)
Hidup dan mati itu ujian. Ujian untuk menentukan siapa yang paling baik amal perbuatannya. Ketergantungan kepada Allah harusnya tidak muncul hanya ketika seorang diuji oleh masalah berat. Masalah yang membuat kita tidak lagi berdaya dan terpuruk karenanya. Ibrahimlah teladan kita. Dia sanggup mengorbankan anaknya dami taat kepada Tuhannya. Ketaatannya itulah yang menjadikannya termasuk kedalam hambanya yang patut menjadi teladan bagi ummat Muhammad. Bukan taat saat dalam kadaan sulit. Bukan taat saat dalam kondisi menghimpit.
Ketenangan menghadapi kesulitan dan bencana. Itulah buah dari taat dan ketergantungan penuh kepada Allah. Ketika Musa dihadapkan pada kondisi yang genting. Dihadapannya membentang lauttan biru tak bertepi, sementara dibelakangnya terlihat kepulan debu kuda-kuda tentara fir’aun yang siap menyembelih habis leher-leher bani isroil. Sang nabi masih yakin mereka tidak akan mungkin bisa menyusul, ”Kalla Inna Ma’iya Rabbi Sa Yahdiin.” sekali-kali mereka tidak dapat menghancurkan kita. Tuhanku bersamaku dan Dialah yang akan memberiku petunjuk.
Kalau kita bersegara untuk bergantung kepada Allah maka suplai kekuatan dalam menghadapi segala kesulitanpun akan datang.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ .

Ma'had Tercinta

on Jumat, 03 Desember 2010
Senin, 21 Desember 2009
Sekolah Gratis di MA’HAD ‘ALY AN-NU’AIMY

Sekolah Gratis di MA’HAD ‘ALY AN-NU’AIMY

kop-bem

مؤسسة النعيمي التعليمية
المعهد العالي لإعداد الدععاة
MA’HAD ‘ALY AN-NU’AIMY

Mencetak Da’i Cerdas dan Profesional

Jl. Seha II No. 1 Grogol Selatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12220

Tlp. 021-7251334 E-mail : mahad_nuaimy@yahoo.com

Visi Ma’had

Menjadi Percontohan (the best typical and prototype) dalam melaksanakan program pengajaran dan pembinaan bagi lembaga penidikan lain yang serupa di Indonesia.

Misi Ma’had

Menyiapkan ulama dan da’I yang gogoh beramal, cerdas serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sebagai kontribusi aktif dalam meningkatkan kecerdasan ruhiyah dan peradaban bangsa.

Muqaddimah

Bertolak dari risalah Ma’had untuk mencetak para ulama yang mampu mengidentifikasi problematika umat, mempersiapkan kader dakwah yang gigih beramal dan memiliki perhatian penuhterhadap upaya perbaikan ummat, dan minimnya kader yang memiliki kafasitas syar’I khususnya di propinsi dan daerah terpencil, juga untuk memenuhi kebutuhan negeri ini dalam dalam mendidik bangsanya menuju kehidupan islami dengan cara mencetak pribadi-pribadi muslim yang kaffah.

Ma’had ‘Aly An-Nu’aimy (dengan segala keunggulannya) didirikan untuk mengemban risalah agung ini, yang dinilai representatif untuk mengajarkan islam kepada bangsa ini dengan pemahaman yang benar dan universal, sehingga mereka mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Masa Pendidikan

Perkuliahan di Ma’had An-Nu’aimy ditempuh selama 3 tahun (2 tahun kuliah reguler & 1 tahun masa pengabdian). Mahasiswa yang telah lulus akan mendapatkan sertifikat/ijazah S1.

Keunggulan Ma’had ‘Aly An-Nu’aimy

1.
1. Letak kampus strategis, nyaman dan mudah dijangkau dengan transfortasi umum.
2. Sarana gedung 3 lantaim milik sendiri.
3. Aktifitas tarbawiyah dan tsaqafiyah yang beraneka ragam.
4. Bahasa Arab sebagai pengantar kuliah sekaligus menjadi bahasa percakapan sehari-hari.
5. Bebas biaya kuliah, asrama dan makan.
6. Diaasuh oleh para dosen lulusan universitas dalam dan luar negeri.

Sarana Pendidikan

1.
1. Ruang kuliah, yang tertata rapi dan sangat representatif untuk kegiatan perkuliahan.
2. Ruang perpustakaan, yang dilengkapi dengan ribuan buku bacaan dan referensi berbahasa Arab, Inggris dan Indonesia. Juga dilengkapi dengan kaset/VCD film dokumenter.
3. Asrama mahasiswa (gratis) kapasitas 140 orang dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman.
4. Masjid di lingkungan kampus.
5. Lab. Komputer dan internet (21 unit) sebagai tempat kursus program komputer (aplication program) dan browsing internet.

Dosen dan Staff Pengajar

1.
1. Dr. Moh. Idris Abdusshamad MA. Univ. Al-Imam Ibnu Su’ud Riyadh
2. Dr. Atabik Luthfi MA. Univ. Kebangsaan Malaysia
3. Dr. Taufik Qulazhar MA. Univ. Ummu Darman Sudan
4. Syeikh Hasan Basyir Univ. Ummu Darman Sudan
5. Bakrun Syafi’I MA. Univ. Al-Imam Ibnu Su’ud Riyadh
6. Zakaria Sirajuddin Al-Azhar University Cairo Egypt
7. Nabil Mahmoud shobri MA. Daar Al-Ulum Cairo Univ.
8. Ali Fikri noor MA. Intern. Islamic Univ. Pakistan
9. Kalam Setia MA. Ma’had Khartoum intern. Sudan
10. Syaerozy hasan MA. UIN Syahid Jakarta
11. Imam Sujoko MA. Intern. Islamic Univ. Malaysia
12. Shofwan Abbas MA. Al-Neelain Univ. Sudan
13. Zufar Bawazir Lc. LIPIA Jakarta
14. Amir Hamzah Lc. LIPIA Jakarta
15. tang Rusmana Lc. LIPIA Jakarta
16. Abdul Hakim SS. Universitas Indonesia
17. Sudaryono SPd. Univ. Muhamadiyah Purwokerto

Aktifitas Kemahasiswaan

Penddidikan & Pembinaan

* Kuliah Reguler
* Tahfidz Qur`an dan Tafsir tematik
* Kajian Hadits Nabawiyah (Riyadhussholihin)
* Latihan Ceramah dan Kultum
* Talkshow pendidikan dan diskusi ilmiah
* Mukhayyam (camping) & wisata Tarbawi
* Puasa sunnah senin dan kamis
* Seminar dan pelatihan
* Bedah buku

Olah raga dan Kesehatan

* Olah raga bersama : lari pagi, tenis meja, sepak bola bulu tangkis, bola voly dan senam.
* Latihan bela diri (taekwondo dan Taifan)
* Pekan olah raga
* Pelatihan P3K

Seni & Kretifitas

* Majalah dinding dan Buletin
* Kaligrafi dan dekorasi
* Pentas seni : drama, puisi, pidato b. Arab, Inggris dan Indonesia, parade Nasyid.

Stadium General dan Training

Stadium general

* Stadium General 2006 Bersama Menpora RI Bapak Adhyaksa Dault
* Stadium General 2007 Bersama Dr. Surahman Hidayat MA. (Ketua Syariah Consulting)
* Stadium General 2008 Bersama Ir. Nurmahmudi Ismail (Walikota Depok)

Ceramah agama oleh tokoh/ulama nasional dan internasional :

* Syeikh Shiyam Imam Masjil Al-Aqsha
* Syeikh. Abdullah Al-Qadiri
* Dr. Nawwaf Takruri Ketua ulama Palestina Suriah
* Prof. Dr. Ahmad Satori Ketua Ikadi Pusat
* Anggota Parlemen Qatar dan Kuwait

Manajemen Mesjid, dauroh imam dan Khatib, Pelatihan mengurus jenazah, Training manajemen, Pelatihan guru bahasa arab, Pelatihan program komputer.

Kegiatan sosial dan keagamaan

* Imam shalat Tarawih
* Ceramah Ramadhan (sebelum Ifthar dan Tarawih)
* Ta’lim Al-Qur`an dan kajian fiqih ibadah (dewasa)
* Taman Pengajian Al-Qur`an (anak-anak)
* Mentoring siswa-siswa SMP,SMK & SMA
* Kursus Bahasa arab untuk umum.
* Operasi Bersih : Mesjid dan jalan umum sekitar ma’had.

Prestasi Mahasiswa

1.
1. Juara I MHQ 20 juz propinsi NAD
2. Juara umum lomba baca kitab kuning (Fathul Bari, Fathul Muin, Syarh Alfiah ibnu Malik, Ihya Ulumiddin, dan tafsir Ibnu Katsir) antar ma’had tingkat propinsi DKI Jakarta.

Program Kuliah Sore

Melihat respon masyarakat yang sangat besar untuk kuliah di Ma’had ‘Aly An-Nu’aimy, sementara daya tampung asrama terbatas, maka mulai tahun akademik 2007-2008 dibuka program kuliah sore dengan masa kuliah 3 tahun (6 semester dengan 3 hari kuliah/minggu). Kurikulum program ini sama dengan kurikulum program kuliah reguler pagi hari, hanya saja menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Mahasiswa program ini tidak diasramakan dan dikenakan biaya.

Program pengabdian Mahasiswa

Mahasiswa Ma’had ‘Aly An-Nu’aimy diwajibkan mengikuti program pengabdian selama 1 tahun. Program ini merupakan realisasi dari misi ma’had untuk menyiapkan ulama dan da’I yang gigih beramal, cerdas serta memiliki kepekaan sosial yang tinggi, sebagai kontribusi langsung dari perjuangan dakwah.

Program ini diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan kafaah mahasiswa dalam mengemban risalah Islam, sekaligus menjadi media untuk menerapkan teori fiqih dakwah dengan benar dalam realita kehidupan bermasyarakat. Teknis penyebarannya bekerjasama dengan Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) dan Majelis Pesantren Dakwah Indonesia (MAPADI)

Syarat Masuk Kuliah

1.
1. Tamat dan memiliki ijazah SLTA/sederajat
2. Usia maksimal 23 tahun dan belum menikah.
3. Sehat jasmani rohani, tidak mengidap penyakit menular.
4. Berakhlak mulia dan tidak terlibat tindak kasus pidana.
5. Mampu membaca, memulis dan berbicara bahasa Arab dengan baik.
6. Berkonentrasi penuh untuk belajar dan siap menetap di asrama.
7. Lulus tes seleksi masuk (Tes Tulis dan wawancara)

Berkas Persyaratan

1. Photo copy ijazah SLTA/sederajat yang telah dilegalisir dengan menunjukan aslinya.
2. Photo copy transkip nilai ijazah/raport akhir.
3. Surat keterangan berbadan sehat dari dokter (asli)
4. Surat keterangan berkelakuan baik (SKKB/SKCK) dari kepolisia asli dan masih berlaku)
5. Photo copy KTP yang masih berlaku
6. Pas Photo ukuran 2×3,3×4,4×6 masing-masing 4 lembar.
7. Surat Rekomendasi dari yayasan, lembaga pendidikan atau individu/tokoh yang dikenal oleh Ma’had.
8. Photo copy surat keterangan lahir (akta).

Nb.

* Waktu pendaftaran : Agustus
* Materi Ujian : Bahasa Arab dan Tsaqafah Islamiyah.
* Informasi lebih lanjut silahkan hubungi Ma’had ‘Aly An-Nu’aimy via Tlp. Atau email.

Ketua Direktur

Yayasan An-Nu’aimy Ma’had ‘Aly An-Nu’aimy

Dr. Idris Abd. Shamad, MA. H. Bakrun Syafi’i, MA.

***

Denah Ma’had ‘Aly Li I’dad Du’at An-Nu’aimy Jakarta

Situs: http://hammuna.wordpress.com/kampus/
Diposkan oleh Tegoeh Al Banna di 09:33
Label: S-1
Sosok Albana yang cerdas, ikhlas, namun tetap memilih jalan perjuangan dengan kesederhanaannya, hal ini banyak menarik hati rakyat Mesir. Siapa pun yang diajaknya bicara selalu terkenang dengan kebersihan hati beliau yang memancar dari kedua matanya yang jernih dan senyumnya yang tulus. Albana selalu mengajak orang-orang yang ditemuinya untuk kembali ke jalan Islam yang lurus, untuk kembali ke jalan dakwah Rasulullah SAW yang hanya menggantungkan hidup dan kehidupan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dakwah Ikhwan pun berkembang luas dan merekrut banyak kader di berbagai kota di Mesir.

Di tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiyah ke Kairo. Penekanan dakwah yang dilakukan Ikhwan adalah memakmurkan masjid-masjid, menghidupkan pembinaan (usrah) dalam arti sebenarnya dan hanya untuk menegakkan Islam dalam dada para anggotanya, mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, perpustakaan-perpustakaan, dan pusat-pusat kegiatan sosial di Mesir.

Model dakwah Islam yang dilakukan Ikhwan ini selalu membantu dan meringankan kehidupan rakyat Mesir yang saat itu masih banyak yang kesusahan dalam arti sebenarnya. Selain menanamkan ruhiyah umat dengan tauhid yang benar, wala wal baro’ yang lurus, Ikhwan lewat Albana juga merintis usaha perekonomian kerakyatan yang banyak membantu kesulitan hidup rakyat Mesir kebanyakan. Inilah kiprah Albana yang mampu membuat gebrakan baru yang belum pernah dilakukan oleh para ulama besar di Al-Azhar saat itu.

Pada masa itu, banyak orang Mesir di Kairo yang alergi dengan nilai-nilai Islam. Barat dengan segala hal yang sesungguhnya merusak dianggap sebagai peradaban yang jauh lebih maju ketimbang Islam. Islam dipinggirkan dan dianggap sebagai agama yang jumud. Albana dengan Ikhwannya meluruskan anggapan yang keliru ini dengan tulus dan cinta. Umat tidak dicekoki dengan materi-materi tarbiyah yang nyeleneh, yang haq dinyatakan haq sedangkan yang bathil dikatakan bathil, jadi tidak pernah Ikhwan dan Albana “mengusap-usap” sesuatu yang makruh menjadi al-haq. Ketegasan Ikhwan seperti inilah yang membuatnya beda dan menarik hati ratusan ribu hingga jutaan umat Islam yang ada.

Garam Bukan Lipstik

Orientasi gerakan Ikhwan di Mesir ingin mengubah rakyat Mesir yang tadinya alergi terhadap Islam dan menderita minderwaardigheit-complex, perasaan minder karena beragama Islam, menjadi umat yang bangga dengan Islam. Strategi awal adalah memberi kejernihan dalam makna syahadat yang merupakan gerbang utama dalam berIslam. “Tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Muhammad adalah Rasulullah SAW!” Inilah Islam yang sejati. Jadi tiada tuhan-tuhan yang lain selain Allah SWT.

Cita-cita besar gerakan Ikhwan di Mesir adalah mengubah masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang semata berlandaskan Syariah Islam. Dengan tegas Ikhwan selalu mengatakan memperjuangkan Syariah Islam dan tidak pernah malu-malu atau ragu untuk mengatakan hal itu.

Dalam waktu singkat, gerakan Ikhwan pun mendapat kader yang cukup banyak. Sehingga pada tahun 1936 mendapat perhatian khusus dari penguasa Mesir ketika itu. Seperti halnya Rasulullah SAW yang dalam mendakwahkan Islam banyak mengirim surat kepada raja-raja di Jazirah Arab untuk menerima Islam secara utuh dan membuang tradisi-tradisi yang tidak baik, Hasan Albana pun tanpa ragu dan tetap dengan santun namun tegas mengirimkan berbagai surat seruan kepada Raja Faruk dan para menterinya untuk sadar dan mau membuang undang-undang Barat yang sekuler dan menggantinya dengan Undang-Undang Islam, yakni kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadts.

Bukan itu saja, Albana juga menyerukan agar para pemimpin dan pejabat Mesir bisa mencontohkan hidup yang baik kepada rakyatnya seperti tidak hidup bermewah-mewahan (apalagi atas fasilitas negara yang sebenarnya merupakan uang rakyat) di tengah lautan kemiskinan dan kesulitan hidup rakyatnya, mengharamkan pergaulan bebas, mengharamkan berjudi dalam segala bentuknya, menghentikan segala acara yang dianggap mubazir dan foya-foya seperti yang ditampilkan di berbagai klub malam dan panggung hiburan, dan menegakkan sholat (jadi bukan hanya mengerjakan sholat).

Selain itu, dalam suratnya, Albana juga menyerukan agar para pejabat negara mulai membiasakan berbahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an menggantikan bahasa Ingris dan Perancis yang saat itu biasa dilakukan para pejabat dalam acara-acara kenegaraan, menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah Islam dan tidak memasukkan anak-anak Mesir ke sekolah-sekolah Barat yang secara akidah akan bisa sangat merusak.

Saat itu, surat seruan ini sangat menggemparkan Mesir. Banyak pejabat Mesir yang tidak suka karena mereka telah terbiasa hidup mewah dari fasilitas negara, namun rakyat kebanyakan sangat mendukung karena menganggap tugas asasi para pejabat negara dan alat-alat negara lainnya adalah melayani umat, bukan umat yang harus jadi pelayan atau bahkan sapi perah bagi para pejabat tersebut. Politik sesungguhnya adalah cara untuk mengIslamkan negara, bukan sebaliknya, Islam dijadikan sekadar alat politik untuk mencapai tujuan-tujuan duniawi yang sangat murah dan absurd.

KAMPUS TERCINTA MA'HAD AN-NU'AIMY JAKARTA

Sejarah Mahad Aly An-Nuaimy

Mahad Aly An-Nuaimy adalah lembaga pendidikan Islam swasta yang didirikan oleh Yayasan An-Nuaimy Jakarta pada tahun 2005.
Pada awalnya, Jam'iyyah Ar-Rahmah Jakarta mulai merintis pendirian gedung atas sebidang tanah wakaf dari keluarga Ny. Hj. Faizah Harharah dari Jakarta, seluas 1.590 m2 di daerah Kebayoran Lama, tidak jauh dari kawasan elit Permata Hijau, tepatnya Jl Seha II No. 1 Grogol Selatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Gedung baru dengan 3 lantai, seluas 1418 m2 dibangun oleh seorang donatur berkebangsaan Qatar, Syekh Natsir bin Jabr Al-Muhanna An-Nuaimy. Setelah pembangunan Gedung selesai, operasional gedung dan penyelenggaraan program diserahkan pada Yayasan Islah Bina Umat Jakarta, yang berdomisili di Cipinang Jakarta Timur.
Yayasan Islah Bina Umat, Jam'iyyah Ar-Rahmah beserta beberapa tokoh ulama' di Jakarta, diantaranya: DR. Salim Segaf Al-Jufri, DR. Ahzami Sami'un, DR. Muslih Abdul Karim dan Ust. Abdul Hasib Hasan Lc, DR. M. Idris Abdusshomad selaku dewan pendiri bersepakat untuk menggunakan gedung baru sebagian Mahad (Islamic College) berbasis Ilmu Syariah dengan bahasa Arab sebagai pengantar perkuliahan. Maka, dibentuklah lembaga Hukum sebagai penyelenggara Mahad, yaitu Yayasan An-Nuaimy Jakarta dengan akta notaris Musa Muamarta, SH. No. 27 Tanggal 28 Maret 2005, SK Menteri Kehakiman Nomor: C-326.HT.01.02.TH.2006. Penamaan Yayasan An-Nuaimy sebagai wujud apresiasi terhadap donatur yang telah membangun sarana gedung Mahad, Syekh Natsir bin Jabar Al-Muhanna An-Nuaimy.
Dewan Pendiri kemudian mengangkat DR. M. Idris Abdusshomad, MA. sebagai Ketua Yayasan An-Nuaimy, dan menunjuk Ust. Bakrun Syafi'i, MA. sebagai Direktur Pengelola Mahad yang Pertama. Mahad Aly An-Nuaimy diresmikan oleh Ketua MPR RI DR. Hidayat Nurwahid, MA. pada tanggal 13 September 2005, tepatnya tiga minggu setelah perkuliahan perdana dimulai.
Perekrutan mahasiswa angkatan I dilakukan melalui kerja sama dengan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) yang telah memiliki beberapa cabang di beberapa wilayah di Indonesia. Lembaga ini menyeleksi kader kemudian mengutusnya untuk menimba ilmu di Mahad Aly An-Nuaimy dengan perjanjian harus kembali ke daerah asalnya sebagai juru dakwah. Disamping itu, Mahad juga menerima pendaftaran langsung di sekretariat, khusus mahasiswa yang datang dari Pulau Jawa dan sekitarnya.
Pada tahun pertama, diterima mahasiswa sebanyak 75 orang yang berasal dari 15 provinsi, di antaranya: Bali, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Aceh, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jawa dan Banten. Hal itu, dikarenakan kapasitas asrama yang tidak mencukupi. Mahasiswa diasramakan dan tidak dipungut biaya kuliah apapun selama belajar 2 tahun (4 semester).
Pada awal tahun 2009, Direktur Mahad Aly An-Nuiamy mengalami peralihan dari KH. Bakrun Syafi�i, M.A. kepada Dr. M. Taufik Qulazhar, MA. M.Ed. Pada waktu yang bersamaan Yayasan Islah Bina Umat beserta Dewan Pendiri Yayasan An-Nuaimy, merekomendasikan untuk mengembangkan Mahad dengan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) dengan Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Islam (PMHI). Karena program inilah yang dianggap sangat cocok dengan misi utama mahad, yaitu mencetak para dai dan ulama yang memahami Islam secara benar dan universal, serta memiliki keluesan berpikir dan moderat dalam menyikapi perbedaan yang muncul di masyarakat.

Sejarah

Syekh Ahmad Yassin, salah satu pendiri Hamas, yang dibunuh Israel pada tanggal 22 Maret 2004, adalah seorang guru kelahiran 1 Januari 1929, yang mencatatkan organisasi Mujama al-Islami Hamas ini secara legal di Israel pada 1978. Ia berpijak ke Ikhwanul Muslimin yang didirikan Hasan al-Banna pada 1928 di Mesir. Pemerintah Israel kala itu justru menyokong Hamas, yang hanya berkutat di bidang sosial, moral, dan pendidikan. Tel Aviv juga memanfaatkan Hamas untuk menyaingi kepopuleran Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Yasser Arafat.
Matthew Levitt dalam bukunya, Hamas: Politics, Charity, and Terrorism in the Service of Jihad, menulis, Hamas yang akronim dari Harakat al-Muqawama al-Islamiya atau Gerakan Perlawanan Islam didirikan pada 14 Desember 1987. Organisasi ini merupakan pengembangan dari Ikhwanul Muslimun—yang berpusat di Mesir—cabang Palestina.
Berkembang sebagai organisasi karitas, Hamas diam-diam juga berkembang sebagai organisasi bersenjata. Hal ini baru terkuak di akhir 1987. Yassin, alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir, meluncurkan Harakat Muqawama al-Islamiya — disingkat Hamas — yang berarti Gerakan Perlawanan Islam.
Tujuan pendirian Hamas dicantumkan di aktanya: "mengibarkan panji-panji Allah di setiap inci bumi Palestina". Dengan kata lain: melenyapkan bangsa Israel dari Palestina dan menggantinya dengan negara Islam. Hamas baru ini dibidani Yassin dan tujuh orang berpendidikan tinggi: Abdul Aziz al-Rantissi (dokter spesialis anak), Abdul Fatah Dukhan dan Muhammad Shamaa (keduanya guru), Isa Nashar dan Abu Marzuq (insinyur mesin), Syekh Salah Silada (dosen), dan Ibrahim al-Yazuri (farmakolog).
Hamas didirikan sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap organisasi-organisasi perlawanan Palestina yang lebih dahulu dalam menghadapi Israel. Mereka dinilai lembek dan cenderung kompromistis. Fatah, misalnya, membuka dialog dengan Israel.
Peluncuran Hamas menemukan momentumnya dengan kebangkitan Intifadah I, yang bergolak di sepanjang Jalur Gaza. Anak-anak Palestina tak gentar melawan tentara Israel dengan batu-batu sekepalan tangan. Sejak itu, sayap-sayap militer Hamas beroperasi secara terbuka. Mereka meluncurkan sejumlah serangan balasan—termasuk bom bunuh diri—ke kubu Israel.
Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Deklarasi Oslo. Rabin bersedia menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan menjalankan sebuah lembaga semiotonom yang bisa "memerintah" di kedua wilayah itu. Arafat "mengakui hak Negara Israel untuk eksis secara aman dan damai". Hamas tidak menyetujui perjanjian ini.
Pada Januari 2006, Hamas melangkah ke arena politik formal. Secara mengejutkan, mendulang kemenangan—meraih 76 dari 132 kursi dalam pemilihan anggota parlemen Palestina. Hamas mengalahkan Fatah, partai berkuasa sebelum pemilu saat itu. Kabinet yang didominasi orang Hamas terbentuk. [1]